Laporan Global oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
Pendahuluan
Digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI) telah membawa transformasi besar dalam dunia kerja, menawarkan peluang untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sekaligus menghadirkan tantangan baru. Laporan ILO ini mengeksplorasi bagaimana teknologi digital seperti robotika, alat pintar, realitas virtual, dan manajemen algoritmik mengubah K3, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan transisi digital yang aman dan berpusat pada pekerja.
Bagian 1: Transformasi Digital dalam K3
1. Otomatisasi dan Robotika Canggih
- Manfaat:
- Mengurangi paparan pekerja terhadap lingkungan berbahaya (misalnya, robot di pertambangan atau industri kimia).
- Meringankan beban fisik dengan eksoskeleton untuk pekerja konstruksi atau perawatan kesehatan.
- Mengurangi tugas repetitif yang memicu gangguan muskuloskeletal.
- Risiko:
- Kegagalan mekanis atau kesalahan pemrograman dapat menyebabkan kecelakaan.
- Masalah ergonomis dan kebisingan dari penggunaan robot.
- Dampak psikososial seperti stres akibat ketidakpastian pekerjaan.
2. Alat K3 Pintar dan Sistem Pemantauan
- Manfaat:
- Sensor dan wearable device memantau kondisi lingkungan (kualitas udara, suhu) serta kesehatan pekerja (denyut jantung, kelelahan).
- AI mendeteksi bahaya secara real-time, seperti alat pelindung diri (APD) pintar yang mengingatkan pekerja tentang postur berisiko.
- Risiko:
- Masalah privasi akibat pengawasan berlebihan.
- Ketidaknyamanan fisik dari perangkat yang tidak sesuai.
3. Realitas Virtual (VR) dan Augmented Reality (AR)
- Manfaat:
- Pelatihan K3 imersif untuk situasi berbahaya (kebakaran, pekerjaan ketinggian).
- Simulasi identifikasi bahaya sebelum proyek dimulai.
- Risiko:
- Gangguan penglihatan atau mual (“cybersickness”) akibat penggunaan VR.
4. Manajemen Algoritmik
- Manfaat:
- Penjadwalan kerja yang fleksibel dan distribusi tugas lebih adil.
- Risiko:
- Pengawasan berlebihan, tekanan produktivitas, dan isolasi sosial.
5. Perubahan Pola Kerja Digital
- Manfaat:
- Fleksibilitas kerja jarak jauh (telework) dan inklusi bagi penyandang disabilitas.
- Risiko:
- Keseimbangan kerja-hidup yang buruk, beban kerja meningkat, dan kurangnya interaksi sosial.
Bagian 2: Kebijakan dan Kolaborasi untuk K3 Digital
1. Upaya Global
- ILO: Konvensi K3 No. 155 dan 187 tetap relevan untuk melindungi pekerja di era digital.
- Inisiatif Lain: Standar ISO untuk robotika, kampanye kesadaran oleh EU-OSHA, serta panduan dari serikat pekerja dan pengusaha.
2. Kebijakan Nasional
- Beberapa negara telah memperbarui kerangka hukum, seperti:
- Prancis: Aturan interaksi manusia-robot.
- Spanyol: Transparansi algoritma dalam pengambilan keputusan.
- Luxemburg: “Hak untuk memutuskan sambungan” (right to disconnect).
3. Praktik di Tempat Kerja
- Sistem Manajemen K3: Integrasi penilaian risiko berbasis AI dengan pengawasan manusia.
- Pelatihan: Meningkatkan literasi digital pekerja dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
- Manfaat Digitalisasi: Meningkatkan efisiensi, mengurangi kecelakaan, dan membuka peluang baru.
- Tantangan: Risiko fisik, psikososial, dan kesenjangan regulasi perlu diatasi.
- Langkah Kunci:
- Perkuat kerangka hukum dan standar K3 untuk teknologi baru.
- Libatkan pekerja dalam desain dan implementasi teknologi.
- Tingkatkan penelitian tentang dampak jangka panjang digitalisasi.
“Transisi digital harus inklusif, melindungi hak pekerja, dan memastikan bahwa inovasi memperkuat—bukan mengorbankan—K3.”
Laporan ini menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan di era digital.
Unduh laporan lengkap: ILO_Safeday25_Report_EN